Translate

19 Juni 2009

Ibu Ruswo, Ibu Pawiyatan dan Ibu Kota

Menghargai orang yang berjasa atas perannya dalam perjuangan kemerdekaan tidak cukup dengan memakamnya di taman makam pahlawan atau memberi nama jalan dengan namanya.
Ibu Ruswo warga Yudonegaran pada jaman kemerdekaan mengkoordinir ibu-ibu kampung untuk menyediakan ransum makanan bagi para pejuang dan menjadikan rumahnya sebagai dapur umum. Rumah yang menghadap ke barat terletak di gang sempit paling timur di Jalan Yudonegaran atau Jalan Ibu Ruswo, menjadi saksi kegiatan ibu-ibu memasak dan datang perginya para pejuang yang makan dan mengambil ransum makanan untuk pejuang lainnya.
Lewat gang tersebut masih dapat dijumpai tulisan “ROESWO” di tembok rumah yang kini bertingkat, sedangkan rumah sisi selatan masih dibiarkan seperti semula oleh penghuninya.
Dalam buku-buku sejarah tidak banyak informasi yang menjelaskan peran ibu Ruswo, siapa ibu Ruswo dan sejarah keluarganya. Tidak banyak yang tahu siapa nama aslinya, apakah nama Ruswo itu nama suami atau nama keluarga. Apakah mempunyai keturunan atau tidak. Warga setempat mengetahui ibu Ruswo bersama ibu Moeridan, orang tua dari Fardian M Noto yang gugur dalam pertempuran di Kotabaru, aktif menggerakkan ibu-ibu di dapur umum.
Yogya bangga memiliki sosok ibu seperti ibu Ruswo, yang tanpa pamrih, welas asih memikirkan perut para pejuang.. Pejabat walikota lama pernah memiliki rencana membuat prasasti atau tetenger di rumah bekas kediaman ibu Ruswo, sayang ide itu belum terwujud karena pergantian pejabat. Beruntung masih ada tulisan Roeswo, bekas tempat tinggal ibu Ruswo, sehingga memudahkan memberi penjelasan jika ada yang menanyakan siapa ibu Ruwo dan kaitannya dengan Jalan Ibu Ruswo.
Di Yogya ada SMA Ibu Pawiyatan yang letaknya di komplek Tamansiswa. Mencari tahu siapa atau apa Ibu Pawiyatan akan dengan mudah dijelaskan oleh salah seorang pegawai museum Dewantara Kirti Griya.
Ibu Pawiyatan bukan nama seseorang atau ibu sebagai pasangan dari bapak. Ibu Pawiyatan kata yang berasal dari bahasa Jawa Kawi yang diperkenalkan oleh Ki Hadjar Dewantara. Ibu artinya induk dan pawiyatan berarti pengajaran, pendidikan atau sekolah. Maka Ibu Pawiyatan artinya induk atau pusat pengajaran atau pusat pendidikan.
Ada kata ibu dan beberapa kata yang bermakna serupa terpampang di ruang publik kota Yogya, masing-masing memiliki arti dan makna yang berbeda. Ibu Ruswo dan Ibu Pawiyatan ada kesamaan dalam cita-cita yaitu merdeka dari penjajah dan kebodohan walau caranya berbeda.
Namun berbeda untuk Mbok Berek, Mbok Sabar, Nyonya Suharti dan masih banyak lagi. Tetapi intinya adalah memberi penghormatan dan penghargaan pada sosok ibu. Maka Yogya jangan seperti Jakarta yang belum bisa menghormati ibu, ibukota negara RI. Dimana-mana macet, angka kriminal tinggi dan menatakota harus tedengar tangisan dan jeritan hati dari yang miskin dan kurang mampu.
Yogya jangan seperti Jakarta. (Kompas Jogja,24/12/2008)
Ady Pratama(*)
Komunitas Anak Bawang

Tidak ada komentar:

Posting Komentar