Translate

09 Juli 2009

Bank Syariah, antara Tantangan dan Strategi

Bank syariah, bank yang ingin mebumikan nilai-nilai agama dalam praktek ekonomi sehari-hari. Bank yang membujuk dan mengajak orang untuk melaksanakan kegiatan ekonomi secara santun, bermoral dan berdasar ajaran Islam.
Untuk mencapainya tidak mudah, perlu perjuangan panjang dan keseriusan. Kehadiran bank memiliki arti penting bagi keberlangsungan kegiatan ekonomi. Tetapi tidak jarang bank menjadi alat dalam upaya memperoleh keuntungan ekonomis secara cepat. Sebaliknya, tidak sedikit bank yang terperangkap dalam jurang kerugian karena melakukan aktivitas ekonomi yang penuh resiko. Diantaranya mengelola dana nasabah dalam perdagangan mata uang atau valas, saham dan yang lainnya.
Bank syariah berbeda dengan bank konvensional. Perbedaan itu yang menempatkan bank syariah dalam posisi khusus. Artinya, kegiatan atau aktivitasnya memiliki ciri pada aktivitas ekonomi yang berdasarkan nilai agama Islam. Dimana nilai atau ajaran agama menjadi prinsip utama dalam menjalankan prinsip-prinisip ekonomi.
Beberapa produk perbankan syariah hampir menyerupai produk bank konvensional. Tetapi produk perbankan syariah tidak semata-mata pada keuntungan ekonomi tetapi juga berdasar pada nilai agama. Salah satunya dengan meletakkan prinsip bagi hasil, yang dinaungi oleh UU no 7 tahun 1992 tentang Perbankan dan kemudian dipertegas dengan keluarnya Peraturan Pemerintah nomer 72 tahun 1992 tentang Bank berdasarkan Prinsip Bagi Hasil.
Untuk menjaring nasabah yang bersedia menanamkan atau memanfaatkan dana di bank syariah ternyata tidak mudah. Walau menurut berbagai laporan bahwa peningkatan nasabah bank syariah terus mengalami peningkatan namun jumlah tersebut masih jauh dari harapan mengingat mayoritas penduduk Indonesia beragama Islam.
Menurut Republika online, total nasabah tabungan bank syariah mencapai 3,9 juta orang. Sementara penghimpunan dana pihak ketiga (DPK) per bulan April dana dari giro sebesar Rp 6,3 triliun, tabungan Rp 13,4 triliun dan deposito Rp19,3 triliun. Sedangkan data publikasi BI menyebutkan jumlah rekening bank syariah sebanyak 4,7 juta orang. Dengan rincian nasabah giro 74 ribu orang, tabungan 4,5 juta orang dan deposito sebanyak 122 ribu orang .
Untuk itu para pengelola bank syariah di tanah air mestinya tidak cepat puas diri dengan data-data yang menunjukkan peningkatan karena tidak sedikit pelayanan terhadap calon nasabah atau nasabah bank syariah jauh dari memuaskan.
Ketika berkunjung ke salah satu bank syariah di Jogja. Kesan pertama adalah pelayanan yang kurang memuaskan walau mendapat sapaan ramah dan siap menawarkan bantuan dari satpam bank syariah. Ketika bermaksud bertemu dengan costumer service terpaksa harus menunggu cukup lama. Bukannya karena antri tetapi karena pegawai costumer servisnya yang tidak ada di tempat. Entah kemana, sementara satpam yang ramah tadi harus menerima telpon. Setelah menunggu cukup lama, terpaksa angkat kaki dari bank yang bersih dan sejuk oleh pendingin ruangan. Tanpa mendapatkan penjelasan apapun dan sapaan ramah dari satpam karena masih sibuk menerima telpon.
Apa saja produk bank syariah tetap menjadi pertanyaan? Keluar dari bank tersebut yang tertanam dalam kepala bahwa bank syariah itu bank yang tidak memberikan bunga atau riba. Itu saja.
Ini salah satu tantangan mengapa bank syariah belum populer dan belum dilirik oleh masyarakat. Konsumen atau calon nasabah yang pro aktif mencari informasi seputar bank syariah harus menelan kekecewaan.
Jika mendapat informasi, jangan berharap mudah mencernanya. Karena istilah dan produk perbankan syariah kurang familiar ditelinga. Sementara masyarakat tidak memiliki budaya untuk membuat catatan apa yang telah dijelaskan dan kemudian mencernanya di rumah.
Selain itu masyarakat belum teredukasi dengan baik tentang bank syariah oleh karena minimnya promosi dan informasi seputar bank syariah. Disamping tidak sedikit ustaz yang belum memiliki pengetahuan yang cukup tentang ilmu ekonomi Islam. Dan masih ada ustaz yang bersikap apriori terhadap bank syariah.
Pelayanan yang kurang baik, lemahnya edukasi terhadap pemuka agama dan umat tentang bank syariah persoalan yang harus cepat diselesaikan. Diantaranya dengan menyusun sebuah kerangka besar tentang strategi bagaimana mempercepat gerak perkembangan bank syariah di tanah air.
Pertama, melakukan workshop atau pelatihan bagi jajaran bank syariah secara berkesinambungan untuk menjaga semangat dalam upaya meningkatkan nasabah bank syariah. Diskusi atau tukar pengalaman sesama bank syariah perlu dikembangkan untuk mencapai gerakan bersama dalam mengembangkan bank syariah secara keseluruhan.
Kedua, melakukan edukasi secara berkelanjutan bagi ulama atau ustaz tentang seluk beluk bank syariah. Dengan harapan dari mereka dapat menularkan pengatahuan tersebut ke umat. Dan yang tidak kalah penting adalah melibatkan cendikaiawan muslim dalam menyusun modul, bentuk eduksi atau pelatihan dan memberikan materi dalam memberikan pemahaman yang sederhana dan mudah dimengerti mengenai bank syariah termasuk produk-produknya.
Ketiga, jangan terlalu banyak menggantungkan bantuan pemerintah atau pihak lain dalam melakukan edukasi, promosi atau sosialisasi tentang bank syariah. Hal ini akan menumbuhkan kebiasaan saling menunggu.
Yang dibutuhkan adalah membentuk komunitas-komunitas kecil dengan memanfaatkan sumberdaya lokal untuk memulai gerakan memahami bank syariah secara benar. Salah satu cara, membangun kerjasama dengan ulama di tingkat kecamatan dimana bank syariah itu berada.
Dan yang terakhir adalah membangun budaya mendengar dan menerima berbagai bentuk keluhan atau kekurangan terkait dengan keberadaan bank syariah. Informasi itu akan menjadi bahan yang sangat berharga jika pihak pengelola bank syariah memiliki kejelian dalam melihat peluang, mampu berpikir kritis terhadap setiap persoalan dan dapat memaksimalkan sumberdaya yang ada untuk menangani pekerjaan secara profesional.
Tantangan dan upaya strategis untuk mengembangkan bank syariah kurang bermanfaat jika memahami bank syariah sebatas memberikan pelayanan sebaik-baiknya. Bank syariah adalah salah satu garda depan dalam menjalankan kegiatan ekonomi yang ideal, memiliki roh keagamaan tanpa harus meninggalkan pijakan berupa kegiatan ekonomi praktis
Bank syariah adalah bank yang dibangun dengan semangat dan tujuan menyelamatkan pelaku-pelaku ekonomi, manusia. Tanpa bermaksud mempersulit dengan kaedah atau aturan-aturan agama. Tetapi bukan berarti membiarkan diri bank syariah bangkrut karena terlalu condong pada nilai-nilai religi.
Akan terjadi friksi yang tidak pernah selesai antara kepentingan duniawi dan rohani. Bank syariah akan terus menerus berdiri diantara dua kekuatan yang saling tarik menarik. Bank syariah dituntut untuk mampu menjaga keseimbangan.
Inilah tantangan yang sesungguhnya bagi bank syariah jika sudah mampu memberikan pelayanan yang baik kepada masyarakat. Melakukan edukasi sehingga masyarakat mengerti apa adan bagaimana bank syariah. Kemudian dengan mudah menemukan bank syariah karena promosi yang menarik.
Tugas bank bank syariah kedepan adalah menjaga kelancaran aktivitas ekonomi nasabah sehingga memberi manfaat bagi banyak orang secara ekonomis. Sekaligus bertugas menjaga jiwa agar tidak terjebak dalam dunia yang materialis dengan mengorbankan kehidupan rohaninya.
Peran bank syariah menjadi sangat strategis untuk menjaga keberlangsungan kegiatan ekonomi dan moral pelaku ekonomi. Karena itu bank syariah membutuhkan orang-orang yang memiliki kualitas di atas rata-rata bukan tempat buangan bagi pegawai bank yang kurang berprestasi.
Tidak mudah memberikan pemahaman dan penjelasan yang sederhana tentang tabungan atau giro wadiah dan mudharabah, termasuk deposito mudharabah. Sehingga calon nasabah tertarik untuk menggunakan salah satu produk perbankan syariah tersebut.
Perlu orang-orang khusus yang mampu melakukan komunikasi dengan baik sehingga citra produk bank syariah bernilai karena kebermanfaatannya. Bukan baik karena terwakili oleh citra pegawai bank syariah yang kosmetis. Cantik, memakai jilbab dan murah senyum.

Http://www.ekoindarwanto.blogspot.com
www.facebook.com/ekoind

Tidak ada komentar:

Posting Komentar